Minggu, 04 November 2007

Alergi pada Anak....


Ada banyak penyebab alergi yang mengancam kesehatan si kecil. Ketahui segera, sebelum perkembangan anak Anda terganggu.
Alergi adalah reaksi kepekaan abnormal tubuh terhadap suatu benda atau zat tertentu. Gejala alergi bisa muncul kapan saja, meski umumnya banyak juga yang sudah menunjukkan gejala sejak kecil.
Berbagai Tipe Alergi
Gejala alergi mudah untuk dikenali. Pada anak, gejala yang sering dikeluhkan biasanya batuk dan eksim (kulit menjadi kemerahan dan gatal). Untuk mengetahui apa penyebabnya, sebaiknya Anda jangan bersikap tebak-tebak buah manggis. Konsultasikan ke dokter, dan lakukan tes sesuai prosedur. Secara umum, inilah alergi yang biasa terjadi di Indonesia:
Alergi Debu Rumah
Seperti pada umumnya, alergi debu menyebabkan bersin, mata serta hidung gatal dan berair terus menerus. Debu itu sendiri terdiri dari partikel-partikel kecil yang membentuk debu. Diantaranya serat tekstil, jamur, sisa makanan, kapuk, kecoak, dan tungau. Tungau inilah yang menjadi sumber utama debu.
Alergi Pollen
Pollen adalah tepung sari sejenis tanaman rumput. Tepung sari padi merupakan salah satu alergen (zat penyebab alergi) di Indonesia. Mereka yang tinggal di peternakan atau dekat sawah, berisiko besar terkena alergi ini.
Alergi Spora Jamur
Spora jamur yang dimaksud adalah jenis jamur yang berterbangan di udara, bukan jamur sejenis tanaman. Seperti halnya debu dan pollen, spora jamur juga merupakan penyebab timbulnya alergi rhintis (pilek karena alergi).
Alergi Obat
Alergi obat timbul ketika sistem imunitas mendeteksi masuknya obat sebagai zat berbahaya sehingga ia memberikan reaksi sebagai upaya untuk melindungi tubuh. Alergi obat termasuk alergi yang jarang terjadi, namun umumnya anak yang mengidap asma atau alergi lainnya, punya kecenderungan alergi juga terhadap jenis obat tertentu.
Alergi Makanan
Alergi makanan lazim terjadi pada bayi. Umumnya bayi alergi terhadap protein susu atau telur, baik bagian putih atau kuningnya, juga pada beberapa jenis makanan laut.
Gejala alergi makanan yang muncul bisa berupa demam, infeksi telinga, hidung berair ataupun tersumbat, mata merah atau berair, timbul bercak kemerahan pada kulit dan timbul gejala seperti asma.
Memberikan ASI eksklusif pada bayi, dapat mengurangi risiko terjadinya alergi. Dan selama memberikan ASI, sebaiknya ibu juga menghindari makanan-makanan yang dapat menimbulkan alergi, seperti kacang tanah, berbagai seafood, dan telur.
Alergi dapat timbul ketika seseorang terlalu sering terpapar suatu zat atau mengonsumsi jenis makanan tertentu dalam waktu yang lama. Oleh sebab itu, sebaiknya jangan terlalu cepat mengenalkan si kecil pada makanan padat (minimal usia enam bulan), dan hindari semampunya makanan yang berisiko tinggi menyebabkan alergi.
Alergi Serpihan Kulit Binatang
Serpihan kulit anjing, kucing dan kuda merupakan penyebab alergi. Tapi alergi tersebut juga tidak datang tiba-tiba. Seorang anak yang membawa faktor alergi di tubuhnya, kemudian ia melakukan kontak dengan alergen secara terus-menerus dan dalam waktu yang lama, kemungkinan besar bisa menjadi alergi. Oleh sebab itu, alergi bisa saja baru muncul ketika si kecil sudah lebih besar, padahal sekarang ia memelihara kucing.
Jauhi Si Kecil dari Alergi
Mengapa si kecil bisa alergi, penyebab terbesarnya adalah karena faktor keturunan. Namun menurut data statistik, bila kedua orangtuanya tidak alergi, belum tentu anaknya luput dari risiko alergi, meskipun kemungkinannya kecil (12,5%). Apa penyebabnya belum diketahui.
Normalnya, tubuh memproduksi zat anti bodi untuk mempertahankan tubuh dari kuman atau virus. Salah satu zat anti bodi yang diproduksi ini adalah imunoglobin-E (IgE). Pada anak yang alergi, produksi IgE cenderung berlebihan, sehingga menimbulkan reaksi tertentu ketika terpapar alergen. Bila sejak usia 2 atau 4 tahun seorang anak sering menunjukkan reaksi alergi, kemungkinan besar kondisinya akan berkembang menjadi atopi atau alergi tipe satu.
Reaksi alergi yang sering terjadi adalah rintis alergi (pilek karena alergi), asma bronchiale, conjunctivitis (gejala alergi pada mata), serta eksim atau kaligata yang timbul pada kulit. Selain itu reaksi bisa juga terjadi pada pencernaan.
Untuk mengetahui apakah si kecil alergi, Anda bisa melakukan tes di sebuah klinik khusus. Biasanya tes dilakukan dengan prick test, yaitu memasukkan ekstrak alergen pada kulit dengan menggunakan jarum. Ada 32 jenis tes yang dilakukan, artinya dilakukan suntikan sebanyak 32 kali. Dengan cara demikian, umumnya orangtua memang tidak tega jika anaknya harus disuntik sekian kali, demi mengetahui alergen apa yang mengganggu imunitas tubuh si kecil. Cara lainnya adalah dengan mengambil darah untuk diperiksa IgE spesifik terhadap berbagai jenis alergen di laboratorium. Cara demikian lebih bersahabat bagi si kecil.
Karena saat ini risiko adanya alergi pada anak semakin meningkat, ada baiknya Anda mulai mencatat setiap gejala yang mungkin timbul karena alergi. Misalnya gejala seperti apa yang muncul, apakah batuk, eksim atau mata berair? Kapan gejala itu timbul, apakah setiap malam atau justru di pagi hari atau setelah si kecil mengonsumsi makanan tertentu? Perhatikan pula jika Anda mencoba menghilangkan jenis makanan tertentu dari menu si kecil, apakah gejala tersebut bisa hilang.
Tungau Debu Rumah, Alergen Utama
“Alergi terhadap tungau merupakan tipe alergi yang kasusnya paling banyak ditemui di Indonesia. Hal ini terjadi karena tungau hidup subur di daerah yang lembab dan udaranya cenderung panas,” kata Dr. Mustopo Widjaja dari Klinik Asma & Alergi Dr. Indrajana.
Tungau adalah sejenis serangga yang luar biasa kecil, dan berkembang biak dengan baik pada debu rumah. Tungau hidup dengan makan serpihan kulit manusia dan kulit binatang, partikel-partikel yang membentuk debu. Tungau biasanya hidup di kasur, bantal, juga di karpet rumah. Begitu kecilnya, hingga tanpa kita sadari jumlah makhluk ini bisa mencapai jumlah 30 ribu ekor di seluruh rumah. Namun ia paling senang berada di kasur, karena setiap hari ia bisa mendapatkan makanannya, yaitu serpihan kulit mati yang luruh dari kulit manusia.
“Bila anak alergi tungau, sebaiknya di dalam kamarnya jangan diletakkan terlalu banyak barang atau buku. Hindari juga pemakaian karpet,” kata Dr. Mustopo. Saat ini kasur si kecil mungkin mengandung 10 ribu tungau. Untuk memperkecil risiko alergi, tutuplah kasur dengan plastik namun buatlah bolongan untuk ventilasi kasur. Bila tidak ditutup dengan plastik, bersihkanlah kasur dengan penyedot debu sebelum dilapisi sprei. Sebaiknya sprei diganti seminggu sekali. Untuk bantal, lebih baik pilih yang terbuat dari busa dan hindari bantal kapuk.
Langkah Mengurangi Risiko Alergi Pada Si Kecil
Bila Anda curiga si kecil memiliki alergi, Anda bisa melakukan hal-hal berikut:
Ketika akan menyapih, mintalah saran dari dokter susu apa yang baik untuk si kecil.
Mulailah memberikan makanan pendamping ASI dengan porsi kecil.
Mandikan si kecil dengan sabun yang sesuai untuk bayi dan jangan menggunakan produk perawatan bayi secara berlebihan, baik itu bedak, baby cream atau cologne.
Jangan menggunakan pelembut atau pewangi pada pakaian bayi.
Hindari penggunaan wol karena berisiko mengundang reaksi tertentu pada kulit.
Usahakan kamar jangan sampai lembap dan sering-seringlah membersihkan AC di kamar tidur.
Imunoterapi, Terapi Untuk Penderita Alergi.
Salah satu pengobatan yang bisa diberikan pada penderita alergi adalah imunoterapi. Imunoterapi adalah serangkaian suntikan alergi yang mengandung alergen tertentu. Si penderita akan diberikan suntikan dengan dosis alergen (yang si penderita alergi terhadapnya) yang rendah, kemudian secara bertahap dinaikkan sehingga mencapai dosis optimal. Untuk mengetahui jenis alergen yang harus diberikan, sebelumnya si penderita melakukan tes alergi kulit (prick test).
Efektivitas imunoterapi berlangsung untuk jangka panjang. Setelah selesai satu rangkaian imunoterapi, efeknya akan bertahan selama bertahun-tahun. Bahkan sebuah uji klinis menyatakan bahwa efek imunoterapi dapat menetap selamanya.
Klinik Asma & Alergi Dr. Indrajana

sumber mother and baby


Awalnya aku sempat atkut banget waktu DSA pandu bilang dia alergi.. waduhh.. kenapa nih... ?

mungkin dia alergi softener ato pakaian dari rumah sakit, karena pas dirumah Alhamdulillah dia baik - baik saja. nah sampai sekarang susunya BMT Morinaga... lumayan bikin saya alergi karena mahal... hahhahah

tapi ya demi buah hati ... wes alerginya diilangin aja.

tapi si pandu masih tetep alergi ma udang tuuh... sebel deh, padahal udang enak banget, eh.. tiap abis makan udang dia malah merah - merah, kali ini beneran parah sampai keluar bisul.

Kok bisa segalak itu ya si udanh ini, kasihan pandu sampai berbisul...mengganggu penampilannya.

tapi dia tetep my simba yang nge gemesin..

kenapa ada alergi ya??

sebel deh jadinya! bikin permata hatiku sakit, untungnya sih pandu gak rewel tapi sedih juga ngeliatnya.. jorok banget. But itu proses tubuhnya melawan virus kan?

so thanks banget ada artikel diatas




Tidak ada komentar: