Sebenarnya apa itu prestasi?, prestasi adalah perwujudan dari bakat dan kemampuan.Bakat merupakan kemampuan bawaan yang berupa potensi. Namun, walau potensi ini sudah ada di dalam diri, tetap butuh latihan dan pengembangan terus menerus. Jika bakat tidak dilatih dan dikembangkan, maka tidak mendatangkan manfaat apa pun bagi anak-anak kita bunda.Kemampuan merupakan daya atau kesanggupan melakukan suatu tindakan. Kemampuan ini didapat dari hasil pembawaan dan latihan. Kenyataannya, walau seorang anak memiliki bakat dan kemampuan, tidak mudah membuat seorang anak berprestasi.”Banyak kenyataan di luar diri anak yang membuat kedua hal itu tidak muncul. Kenyataan paling jelas adalah kenyataan di keluarga, kenyataan di media.,” Misalnya di rumah, bila setiap hari sang anak mendapatkan gizi yang baik dan rangsangan yang tinggi dari keluarganya, anak bisa berkembang dengan cepat dan cerdas. Namun, di sisi lain ada orangtua yang menuntut segala sesuatu dengan standar tinggi yang begitu tingginya sampai tidak satu pun anak bisa menjangkaunya. Anak tidak diberi kesempatan untuk sekali-kali merasakan hal-hal di bawah standar yang ditetapkan. Jika prestasi anak di bawah standar, maka hanya omelan dan hukuman yang didapat anak.Hal lain yang membuat anak tidak berprestasi, yaitu sikap orangtua yang membiarkan anak mengonsumsi seluruh sajian yang ditayangkan di media. Sajian seperti di televisi atau komik memang sangat menarik bagi anak, namun tidak semua informasi merupakan informasi sehat dan dibutuhkan anak. Akibatnya, anak mengetahui banyak hal yang belum pantas. Orangtua lupa dia tidak punya kemampuan mengontrol seluruh materi yang ditampilkan di media.LALU bagaimana menyelenggarakan pendidikan yang menyenangkan bagi anak sehingga anak bisa berprestasi? ”Ada tiga C yang harus diperhatikan, yakni children (anak), content (materi) dan context (situasi),” kata Elly.BUNDA harus menyadari setiap anak merupakan pribadi yang unik dan berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan ini terjadi karena setiap anak mempunyai bakat, kemampuan dan kebutuhan yang berbeda.Setiap anak pastilah mempunyai salah satu dari sembilan kecerdasan yang diberikan Tuhan. Bahkan, ada juga anak yang memiliki lebih dari satu kecerdasan. Kecerdasan itu adalah kecerdasan linguistik, matematika-logika, ruang-visual, musik, naturalis, interpersonal, intrapersonal, kemampuan olah tubuh, dan spiritual.”Selain itu, ada beberapa potensi yang bisa dikembangkan anak, seperti fisik, iman, akhlak, ibadah, emosi, sosial, mental, dan keterampilan. Biarkan anak mengembangkannya seperti keinginannya, jangan kembangkan seperti keinginan orangtua. Orangtua hanya mengarahkan saja.Begitu juga dengan materi yang akan disampaikan pada anak. Materi harus yang dibutuhkan anak, bukan yang diinginkan orangtua. Namun materi itu juga harus disesuaikan dengan perkembangan anak, kemampuan dan bakat anak.Perlakuan yang tepat dan materi yang sesuai tidak akan mempunyai efek yang positif jika tidak disampaikan pada situasi yang tepat. ”Ada tiga cara penyampaian yang efektif, yakni dengan bermain, bernyanyi, dan bercerita. Tidak ada salahnya sesekali kita meninggalkan status kita sebagai orangtua. Kita bisa juga sekali-sekali berubah menjadi badut, tukang sulap, ilmuwan, atau sahabat bagi anak kitaSatu yang harus dipahami orangtua, prestasi anak bukanlah prestasi untuk orangtuanya. Prestasi itu untuk diri anak itu sendiri. Orangtua cukup mengarahkan dengan benar dan membantu anak dengan cara-cara yang disukai anak, bukan dengan hukuman atau omelan yang bisa merusak hubungan harmonis anak dengan orangtua. Dan, keberhasilan anak tidak saja dari usaha yang dilakukan anak, tetapi juga tergantung pada orangtua dan lingkungan di sekitarnya.
Artikel ini aku dapat sari forum. Bener baget ya, kadang kita sebagai orang tua terlalu memaksakan anak untuk jadi yang kita inginkan, padahal Tugas Utama kita mengarahkan dan menjadi pendampingnya selama kita mampu dan ya... jadi kan dia yang terbaik secara bijak. ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar